Monday, October 31, 2016

GOOD BYE MY MYWAPBLOG

MWB akan ditutup. Mendengar ini hati terasa hancur, bagaimana tidak MWB yang sudah kita anggap bagian dari hidup kita, keluarga kita tiba-tiba akan ditutup. Hal ini adalah berita sedih yang sangat mengejutkan bahkan seperti mimpi buruk. Saya adalah orang pertama yang tahu hal ini (karena beliau mengirim teks untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia), juga tahu bagaimana posisi pemilik MWB (Mr Arvind Gupta) ketika harus mengambil keputusan ini. Posisi yang tersulit yang sedang beliau hadapi dalam hidupnya. Menutup MWB sebenarnya hal yang sangat menyakitkan bagi beliau, kenapa tidak MWB adalah sudah dianggap darah dagingnya. Bagaimana beliau harus membunuhnya sendiri, 8 tahun bekerja keras, dan selama itu pula sepenuh hidupnya diabdikan untuk MWB.

Dengan berita ini banyak teman-teman yang mengirim pesan di email, Facebook, BBM, PM, Whatsapp dengan pertanyaan yang sama dan belum saya balas bahkan belum saya baca, bukan saya lari dari kenyataan. Tidak. Karena saya benar-benar shoc. Baiklah. Setelah saya bisa mengendalikan diri mendapat ketenang saya akan menjawab lewat postingan ini.


Kenapa MWB ditutup dan apa alasannya?


Saya rasa pertanyaan yang muncul seperti ini sudah terjawab dengan terbitnya artikel beliau di id-official. Saya memahami penutupan ini sangat mengejutkan semua pihak. Saya pribadi sangat tidak percaya ketika beliau (Mr Arvind Gupta) menyampaikan hal tersebut kepada saya melalui email. Saya terpaku dengan perasaan yang tak tergambarkan. Oh, Tuhan. Ini...?

Saya hanya terdiam menatap pesan beliau. Saya merasakan tubuh ini sekan dehidrasi. Saya butuh air putih. Dengan kelesuan yang memuncak saya mencoba membalas pesan beliau, “benarkah ini? anda tidak sedang bercanda, bukan?

Saya ingin beliau bercanda waktu itu. Tapi kenyataan berkata lain, ketika saya membaca pesan beliau sesudahnya. Kalau anda merasakan sesak dada dengan berita ini, tentu saya yang pertama kali merasakannya, atau bahkan mungkin lebih dari yang anda rasakan.


Kenapa MWB tidak dijual?


Delapan tahun bukanlah waktu yang singkat bagi MyWapBlog. Dan sejauh itu beliau telah berjuang keras, lebih keras dari apa yang kita tahu dan kita duga selama ini. Tentu jasa dan pengaruh beliau sangat besar terhadap semua penggunanya. Saya telah berusaha bahwa penutupan itu hanya mimpi yang ketika saya bangun dan berangkat kerja, tidak ada yang aneh dengan Mywapblog. Ya, pada akhirnya seperti yang anda tahu. Ini nyata dan menyakitkan, memang.

Setelah akhirnya saya harus percaya dengan keadaan dan berbagai alasan yang memang sudah tidak bisa berubah, saya coba bertanya pada beliau, apakah tidak ada jalan lain, apakah tidak ada cara lain?
Saya berharap beliau menemukan cara yang lain agar MWb tetap bisa eksis. “Tidak. Tidak. Mywapblog adalah darah daging saya. Saya tidak akan pernah menjualnya pada siapapun." Ini adalah jawaban beliau yang membuat airmata saya tak kuasa terbendung. Biar bagaimanapun keputusan tetap sepenuhnya ada pada beliau. Dan saya harus menghormati keputusan itu.


Tolong bantu kami untuk membujuk Mr Arvind?


Ada banyak pertanyaan yang muncul sebenarnya. Dan pertanyaan itu menjadi bukti betapa saya dan tentunya anda sangat mencintai MWB. Saya dan Tim yang bekerja pada awalnya telah mencoba melakukan pendekatan dengan beliau. Mungkin lebih tepat seperti anak kecil yang meminta uang jajan. Kami sudah berusaha keras agar penutupan ini bisa kami runding bersama. Kalau itu masalah, kami berharap menemukan jalan, menemukan solusi.


Akhirnya, yaaaaa...kami harus menerima. Bahwa keputusan tidak bisa diganggu gugat. Mywapblog tetap akan ditutup. Dan itu tinggal menunggu waktu.

Pasrah. Dan semoga itu adalah keputusan yang terbaik.

Mywapblog? Saya tidak akan pernah mengucapkan say good bye padamu. Aku tidak akan melambai padamu. Aku hanya ingin memejamkan mata ini.

Yang pasti kami menunggu engkau kembali mungkin dengan nama...dengan raut wajah yang berbeda, tapi aroma cinta kita selama ini, akan memandu pertemuan yang sangat kami harapkan itu kembali.
Terima kasih Mr. Arvind Gupta. Terima kasih Mywapblog.

I LOVE YOU SO MUCH AND I HOPE YOU COME BACK..

Tuesday, May 17, 2016

THE MOST EXOTIC OF PRAMBANAN TEMPLES

Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program



Built in the 10th century, this is the largest temple compound dedicated to Shiva in Indonesia. Rising above the centre of the last of these concentric squares are three temples decorated with reliefs illustrating the epic of the Ramayana, dedicated to the three great Hindu divinities (Shiva, Vishnu and Brahma) and three temples dedicated to the animals who serve them.




Prambanan Temple Compounds (Indonesia) © UNESCO

Outstanding Universal Value
Brief synthesis
Prambanan Temple Compounds consist of Prambanan Temple (also called Loro Jonggrang), Sewu Temple, Bubrah Temple and Lumbung Temple. Prambanan Temple itself is a complex consisting of 240 temples. All the mentioned temples form the Prambanan Archaeological Park and were built during the heyday of Sailendra’s powerful dynasty in Java in the 8th century AD. These compounds are located on the border between the two provinces of Yogyakarta and Central Java on Java Island.
While Loro Jonggrang, dating from the 9th century, is a brilliant example of Hindu religious bas-reliefs, Sewu, with its four pairs of Dwarapala giant statues, is Indonesia’s largest Buddhist complex including the temples of Lumbung, Bubrah and Asu (Gana temple). The Hindu temples are decorated with reliefs illustrating the Indonesian version of the Ramayana epic which are masterpieces of stone carvings. These are surrounded by hundreds of shrines that have been arranged in three parts showing high levels of stone building technology and architecture from the 8th century AD in Java. With over 500 temples, Prambanan Temple Compounds represents not only an architectural and cultural treasure, but also a standing proof of past religious peaceful cohabitation




.
Criterion (i): Prambanan Temple Compounds presents the grandiose culture of Siva art as a masterpiece of the classical period in Indonesia, and the region.
Criterion (iv): The property is an outstanding religious complex, characteristic of Siva expression of the 10th century.
Integrity
Prambanan Temple Compounds comprises of two groups of buildings which includes Loro Jonggrang, Sewu complexes, Lumbung, Bubrah and Asu (Gana). The 508 stone temples of various shapes and sizes are either in a complete and preserved condition or have been retained as ruins. This site includes all elements necessary to express its exceptional significance and is well maintained. There are no threats of development or neglect; however the area is prone to natural threats such as earthquakes and volcanic eruptions.
Authenticity
Prambanan Temple Compounds contains the original structures that were built in the 9th century AD. The temples collapsed due to earthquake, volcanic eruption and a shift of political power in the early 11th century, and they were rediscovered in the 17th century. These compounds have never been displaced or changed. Restoration works have been conducted since 1918, both in original traditional method of interlocking stone and modern methods using concrete to strengthen the temple structure. Even though extensive restoration works have been done in the past and as recently as after the 2006 earthquake, great care has been taken to retain the authenticity of the structures.
Protection and management requirements
The property has been designated as a National Cultural Property in 1998 and the national law issued in 2010 also supports the protection and conservation of the property. Management of Prambanan Temple Compounds is accommodated in the Presidential Decree of 1992 that established the 77 ha that encompasses the property under central government ownership. This area is divided into two zones. The management of Zone 1 or the area within the boundary is conducted by the Ministry of Culture and Tourism under two different regional offices, namely the Archaeological Preservation Office of Yogyakarta and Central Java. The Borobudur, Prambanan and Ratu Boko Tourism Park Ltd. are responsible for Zone 2 which comprises the buffer zone. In order to implement standard operations for the safeguarding of the property, the government has established a regulation concerning national vital object area. All regulations have been well enforced and implemented.
In order to improve the management of the property, government issued the law in 2007 and government regulation of 2008 concerning national spatial planning which means that spatial planning in World Cultural Heritage area will be prioritized. Prambanan site has been established as one of the strategic national area which consists of Prambanan temple Compounds and others related temple remains. To ensure the long term safeguarding of the property, an integrated management and regulation that support preservation is needed.
The Action Plan of 2007 has been implemented with the involvement of the local community around the property. The welfare of the local community around the property that was affected by the earthquake of 27 May 2006, is now improving with the recovery of the usual economic activity and especially in the creative industry sector. The Siva temple has not been rehabilitated but research activities or technical studies of the Siva temple have been carried out in 2010 and 2011. The results have been discussed at national and international level with the conclusion that it is still necessary to study and research to determine the method of handling Siva Temple, including monitoring through seismograph study and crack meter periodically.

Comments system

Disqus Shortname